Kutai Kartanegara – Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) 2024 yang berlangsung di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menjadi ajang penting bagi berbagai daerah untuk memperkenalkan kekayaan budaya mereka. Salah satu yang mencuri perhatian adalah partisipasi Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Chrispin Mesima, menyampaikan berbagai keunikan dan warisan budaya daerahnya dalam festival yang digelar dari 8 hingga 13 Juli ini.
Chrispin menegaskan bahwa kehadiran Manggarai Barat dalam festival ini tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan pariwisata, tetapi juga untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang dimiliki daerah tersebut.
“Kami memperkenalkan sejumlah tarian kontemporer yang berakar pada nilai-nilai budaya yang sangat kuat. Setiap gerakan, senyuman, dan peralatan yang digunakan dalam tarian kami memiliki makna dan nilai budaya yang mendalam,” ujarnya.
Tarian Caci: Simbol Keberanian dan Tradisi
Salah satu tarian yang menjadi sorotan adalah tarian caci, sebuah tarian perang tradisional yang selalu hadir dalam pesta-pesta budaya di Manggarai Barat. Chrispin menjelaskan bahwa tarian ini bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga simbol keberanian dan kekuatan.
“Tarian caci adalah tarian yang sangat luar biasa dan selalu ada dalam pesta-pesta budaya di Manggarai Barat. Dengan memperkenalkan tarian ini, kami berharap budaya Manggarai Barat bisa lebih dikenal luas,” katanya.
Kain Songket: Warisan Tangan Ibu-Ibu Desa
Selain tarian, delegasi Manggarai Barat juga memperkenalkan kain songket, sebuah karya budaya yang tumbuh dari kehidupan ibu-ibu di kampung. Kain songket ini diangkat dengan sentuhan baru sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini tanpa menghilangkan sedikitpun nilai budayanya.
“Kain songket adalah hasil karya budaya Manggarai yang diangkat dengan sentuhan-sentuhan baru sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Meskipun begitu, kami tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya,” jelas Chrispin.
Harapan dan Apresiasi
Chrispin juga menyampaikan harapannya untuk festival-festival budaya yang akan datang.
“Kami merasa terhormat bisa berpartisipasi bersama-sama dengan Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam membangun budaya Nusantara. Kami berharap festival ini bisa terus diselenggarakan di masa mendatang,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada tuan rumah, delegasi Manggarai Barat memberikan cenderamata berupa replika Komodo kepada Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara.
“Komodo adalah binatang purba yang menjadi keajaiban dunia dan hanya ada di Manggarai Barat. Dengan memberikan cenderamata ini, kami berharap hubungan budaya antara Manggarai Barat dan Kutai Kartanegara bisa semakin erat,” kata Chrispin.
Mengangkat Budaya Nusantara
Chrispin menekankan bahwa festival ini adalah ruang yang sangat bagus untuk mengangkat budaya Nusantara dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Indonesia.
“Festival ini adalah upaya yang sangat bagus untuk mengangkat budaya Nusantara. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk menjaga dan melestarikan budaya kita sebagai kekayaan dan kekuatan bangsa,” tegasnya.
Chrispin juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara, atas penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara atas penyelenggaraan festival ini. Kami merasa bangga bisa menjadi bagian dari upaya bersama ini untuk mengembangkan budaya Nusantara,” tukas Chrispin.
Ragam Tarian Nusantara
Selain Manggarai Barat, perwakilan dari berbagai provinsi juga menampilkan keunikan budaya masing-masing seperti tari Piring Sumatera Barat, Reog Ponorogo Jawa Timur, hingga tari Caci dari Flores. Berbagai pertunjukan ini menggambarkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.
Ketua DPD Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASTI) dan Koreografer NTT, Andi Tenri, menambahkan bahwa pihaknya membawakan empat karya tarian dalam acara ini, yaitu tarian obor, tarian lontar, serta tarian Doku.
Menjaga Kekayaan Budaya
Kukar Festival Budaya Nusantara 2024 tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana mempererat tali persaudaraan antar daerah di Indonesia. Partisipasi berbagai daerah, termasuk Manggarai Barat, menunjukkan bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Tim Redaksi Akupedia.id/FR