Kutai Kartanegara – Masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara bakal bergembira dengan hadirnya Rumah Sakit (RS) Muara Badak yang kabarnya bakalan rampung akhir tahun 2024 ini.
Tentunya, kabar baik ini menjadi harapan baru bagi masyarakat setempat yang sebelumnya harus melakukan perjalanan jauh ke Bontang ataupun Samarinda hanya untuk mendapat layanan kesehatan memadai.
Wakil Bupati Rendi Solihin pun menyatakan optimismenya bahwa RS Muara Badak dapat dioperasikan sekitar bulan Agustus hingga November untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
Mengingat, proyek pembangunannya telah dimulai sejak tahun 2023 lalu. Peletakan batu pertama pembangunan pun sudah dilakukan secara langsung oleh Bupati Edi Damansyah didampingi Wakil Bupati Rendi Solihin pada tanggal 10 Juli 2023 lalu.
“Kemungkinan kita sudah bisa melaksanakan peresmiannya di bulan-bulan itu. Pasalnya, RS ini kan sudah on the track pembangunannya. Dari beberapa pembangunan di Kukar untuk tahun 2023-2024, RS Muara Badak ini salah satu pengerjaannya cukup baik,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan RS Muara Badak telah menunjukkan progres yang positif sejak saat itu. Hal ini disampaikannya, karena ia telah melakukan pemantauan secara rutin bersama instansi yang terlibat di dalamnya.
“Progress pembangunan rumah sakit berjalan sesuai rencana tanpa adanya hambatan,” bebernya.
Selain pembangunan fisik, Rendi Solihin juga menekankan pentingnya persiapan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk mendukung operasional RS Muara Badak.
Berbagai langkah-langkah pun telah diambil Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memastikan ketersediaan dokter spesialis dan tenaga kesehatan terlatih yang akan melayani masyarakat dengan baik.
“SDM itu sangat penting, makanya kami telah melatih sejumlah dokter spesialis di beberapa RS terkemuka, yakni seperti di AM Parikesit Tenggarong, di Kota Bangun dan Samboja. Sehingga, kami yakin RS Muara Badak dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” tegasnya.
Untuk diketahui, total luas lahan untuk RS Muara Badak ini sekitar 2,5 hektare dari total 7,5 hektare yang telah disediakan. Nantinya, RS Muara Badak akan dilengkapi dengan lebih dari 100 tempat tidur, menjadikannya sebagai rumah sakit tipe C.
Fasilitas yang akan disediakan meliputi ruang Gawat Darurat (UGD), ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang radiologi, kemudian ruang laboratorium, ruang intensif, serta ruang operasi.
Pembangunan RS Muara Badak melibatkan peran penting dari dua instansi utama, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) yang bertanggung jawab untuk menyusun analisis teknis, Detail Engineering Design (DED), dan perencanaan master plan.
Dan kedua, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Yan bertugas dalam pengerjaan fisiknya. Bahkan, pembangunan RS Muara Baran ini juga turut melibatkan lima perusahaan yang terlibat dalam penyediaan jasa, pengawasan, dan perencanaan.
Ditegaskan Bupati Edi Damansyah RS Muara Badak menjadi salah satu impian masyarakat setempat, yang selama ini harus berpergian ke Samarinda, Bontang maupun Tenggarong hanya untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Dengan anggaran yang digelontorkan sekitar Rp63,2 miliar, pembangunan RS Muara Badak diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik oleh Dinas PU Kutai Kartanegara dan pihak kontraktor yang terlibat.
“Anggaran yang kita gelontorkan mencapai Rp 63,2 miliar dan melibatkan lima perusahaan, saya harap pembangunan RS Muara Badak bisa dilaksanakan dengan baik,” tutupnya.